Pertengahan 2018, A Yani Jadi Bandara Mengapung Pertama Di Indonesia

Pelaksanaan pengembangan Bandara Ahmad Yani tersebut diharapkan dapat menambah kapasitas tampung hingga 6 juta penumpang per tahun. Sehingga hal tersebut dapat memberikan pelayanan lebih maksimal kepada masyarakat pengguna jasa penerbangan. Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional yang tertuang dalam peraturan Presiden No 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengoperasian terminal baru dan pengembangan bandara Ahmad Yani menelan biaya senilai Rp 2,07 triliun. Direncanakan terminal baru ini mulai beroperasi dengan minimum requirements pada Mei 2018 atau sebelum masa angkutan lebaran.
Ini Untuk 257 Rakyat Indonesia Dan 78.164 Jajaran Kemenkeu
Pemenuhan kapasitas infrastruktur dalam rangka peningkatan konektivitas dilakukan melalui peningkatan luasan terminal dari 6708 m2 menjadi 58.652 m2, apron dari luasan 29.032m2 menjadi 72.522 m2. Penambahan pelayanan lainnya antara lain aviobridge 3 unit, penggunaan passanger mover system, Baggage Handling System, dan Airport Operation Control Center (AOCC).
ESDM dan ITS kerja sama kembangkan mobil listrik
Pertengahan 2018, Bandara Ahmad Yani menjadi bandara di atas air (floating) pertama di Indonesia. Dengan desain yang sangat artistik. Mengusung konsep eco airport dan go green. Lampu jalan bandara akan memakai solar cell serta menerapkan sistem pengolahan air dengan reserve osmosis dan me-recycle air tambak untuk operasional bandara. “Diharapkan kepada pengelola bandara PT Angkasa Pura I, Pemerintah daerah, serta masyarakat pengguna jasa dapat senantiasa menjaga dan merawat fasilitas yang ada, serta meningkatkan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandara Ahmad Yani Semarang,” tutupnya.
Siap Hadir di Ratusan Lokasi, Warung Pintar Terima Pendanaan
Bandara Ahmad Yani Semarang segera memiliki terminal baru. Rencananya, terminal ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas daya tampung penumpang hingga 9 kali lipat menjadi 6 juta penumpang per tahun. “Terminal baru bandara Ahmad Yani yang sedang kita bangun ini sembilan kali lebih besar dari terminal sebelumnya,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Senin (12/1). Selama ini, Bandara Ahmad Yani Semarang menjadi pintu gerbang Provinsi Jawa Tengah. Bandara tersebut berkapasitas 800.000 penumpang per tahun. Sedangkan penumpang eksisting tahun 2017 telah mencapai 4,4 juta penumpang per tahun.
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA- Rifan Financindo Berjangka Incar Kenaikan Nasabah 53% di Jawa Tengah
Pengembangan bandara Ahmad Yani Semarang mendesak agar segera dilakukan. Hal itu telah mendapatkan dukungan sepenuhnya dari pemerintah. Semua upaya pembangunan yang telah dilakukan bertujuan untuk melakukan improvement dan service excellence kepada masyarakat. “Bandara di Semarang sudah critical dengan fasilitas yang lama itu sangat mengkhawatirkan. Saya apresiasi, upaya membangun dari Kementerian BUMN, Angkasa Pura 1, dan Gubernur Jawa Tengah yang begitu mendukung. Karena ini bisa jadi format di daerah lain, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan BUMN. Dan model ini bisa diterapkan di tempat-tempat lain,” jelas dia.