Peluang Ekonomi Indonesia 2018

Setelah mengalami ketidakstabilan ekonomi selama 2018, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap dalam kondisi lemah pada 2019. Indonesia mencatat tahun ekspansi yang strong pada tahun 2018, didukung oleh pertumbuhan kuat dalam permintaan domestik, dengan inisiatif kebijakan lebih lanjut yang akan melanjutkan momentum kemajuan ini. Selain itu, dilansir dari , pada pekan lalu dilaporkan bahwa beberapa negara telah memangkas pertumbuhan ekonominya. Dampak dari pelemahan harga komoditi dunia dan kelesuan ekonomi mesti akan terasa pada peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran.
IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini dan 2019 sebesar three,9%. Selain itu, sektor fiskal pada tahun depan diharapkan menjadi tumpuan dalam memberikan efek ganda terhadap pertumbuhan sehingga belanja-belanja prioritas harus terlaksana dengan baik. Pelambatan ekonomi Indonesia dari 6,four persen menjadi 6,three persen, menurut Perry lebih karena dampak krisis ekonomi dunia yang mulai mempengaruhi sisi ekspor perekonomian Indonesia.
Para profesional keuangan terkemuka mendesak pemerintah untuk menyelesaikan reformasi sementara ekonomi world. Pertumbuhan kredit memang masih memperlihatkan perlambatan. Revisi prediksi pertumbuhan tersebut memunculkan pertanyaan soal daya dukung alam dan sejumlah masalah lain. AS sendiri telah menunjukkan tanda-tanda penguatan ekonomi sejak 2014, oleh sebab itu, Paman Sam berani membuat kebijakan-kebijakan penguatan fiskal seperti menaikkan suku bunga sampai tiga kali tahun ini.
Kepala Perwakilan Financial institution Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves menyatakan, pondasi ekonomi Indonesia tetap kuat. Dia memproyeksikan kemelut tersebut akan memangkas pertumbuhan ekonomi dunia sampai dengan 1% dalam dua tahun ke depan. Kendati tumbuh tinggi, perekonomiannya sebenarnya terbilang mengalami perlambatan sejak 2011 karena amat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi international.
Pertumbuhan di negara-negara maju akan terkoreksi menjadi 2 persen tahun ini, lantaran permintaan yang semakin melemah, biaya utang yang semakin tinggi, serta ketidakpastian dalam berbagai kebijakan yang akan menekan outlook dari pasar dan negara berkembang. Hal-hal inilah yang membuat investasi ke Indonesia turun dan pertumbuhan melambat. Departemen Perdagangan dan Industri Singapura (PDF) menyatakan, sektor elektronik, rekayasa presisi dan kluster kimia menjadi pendorong utama pertumbuhan industri manufaktur.
PT. RIFAN
Perekonomian Indonesia meningkat cukup tinggi, hal ini tercermin pada PDB triwulan II 2018. Kamar Dagang Indonesia (KADIN) menambahkan bahwa dalam jangka menengah, pertumbuhan yang ada akan bergantung pada reformasi struktural yang dikerjakan oleh pemerintah, seperti permasalahan logistik, iklim investasi, dan sektor perdagangan. Dari 34 negara yang pertumbuhan lebih tinggi dari Indonesia, hanya 2 negara yang PDB perkapitanya masuk kategori negara maju, yaitu Malta ($30.555) dan Macao ($eighty one.585).
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang merilis ramalan terbarunya hari Selasa mengatakan perekonomian dunia akan menyaksikan pertumbuhan lebih cepat tahun depan namun memperingatkan belum terjadi perluasan ekonomi berkesinambungan. Hal ini membuat kebijakan pro bisnis yang masuk dalam sixteen paket ekonomi acapkali sulit diimplementasikan. Pertumbuhan di Afrika Sub-Sahara diperkirakan mencapai 3,2 persen pada tahun ini dan three,5 persen di 2019, kata Financial institution Dunia.
Untuk negara-negara rising market dan negara-negara berkembang, IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan turun menjadi four,four persen untuk 2019, atau turun 0,1 poin persentase dari 2018, dan ekspansi akan pulih ke tingkat four,8 persen pada 2020, menyamai hasil 2017. IMF juga memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Inggris sebesar zero,2 persen menjadi 1,7 persen pada tahun 2016 dan zero,9 persen menjadi 1,three persen pada tahun 2017.
Pertumbuhan ekonomi Cina diproyeksi naik 0,1 poin menjadi 6,3 persen dan IMF memangkas pertumbuhan ekonomi Jepang zero,1 poin menjadi 1 persen. Dalam laporan Global Wealth Report 2016 lembaga riset Credit Suisse, negara di Asia Tenggara ini berada di urutan ketiga negara ketimpangan ekonomi terbesar sedunia, dimana hanya satu persen orang terkaya yang menguasai fifty eight persen aset kekayaan di negara gajah putih ini.
Untuk saat ini, IMF menilai kondisi ekonomi Indonesia sejatinya memiliki elementary yang baik, meski ada tekanan terhadap nilai tukar rupiah, sehingga terjadi depresiasi atau pelemahan. Di sisi lain, pemerintah juga tidak bisa berharap banyak terhadap Financial institution Indonesia (BI) untuk membantu stimulasi ekonomi domestik. Senior Economist World Bank Derek Chen mengatakan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus naik ini juga bagus untuk investasi.