Harga Minyak Turun Ke Stage Terendah Sejak 2015

Risiko AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, yang mengakibatkan sanksi terhadap negara yang memproduksi, telah sebagian besar diperkirakan, dapat mendukung pasar. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya akan menghentikan kesepakatan nuklir Iran dan mengembalikan sanksi pada produsen minyak tersebut. Sebagai catatan, penguatan dolar membuat harga minyak menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain. Hal serupa juga dilakukan negara pengekspor minyak atau The Group of the Petroleum Exporting Nations (OPEC).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 11 sen menjadi US$ seventy one,08 per barel, setelah jatuh 3% di sesi sebelumnya yang merupakan posisi terendah sejak 21 September. Perusahaan penyulingan minyak China yang beroperasi pada Juli berada di level harian terendah sejak September. Minyak mentah berjangka jenis light sweet atau dikenal dengan WTI naik 21 sen atau 0,6% ke stage $36,35 per barel di New York Mercantile Exchange, dimana penutupan semalam naik 33 sen di $36,35 per barel.
Ekonom menilai neraca perdagangan Indonesia hingga akhir tahun ini akan diselamatkan oleh harga minyak yang terus melemah Pasalnya, defisit utama neraca perdagangan Indonesia dan melemahnya nilai tukar rupiah salah satunya disebabkan karena naiknya harga komoditas dunia ini. Komposit Shanghai juga tergelincir 1,49 persen menjadi ditutup pada sekitar 2,568.10. Pelemahan menuju degree terendah sejak November 2014.
Market masih wait and see menanti dua data tersebut untuk arah lanjutan penguatan Dollar. Harga telah berada di bawah tekanan karena produsen utama, termasuk Arab Saudi dan Rusia, telah meningkatkan produksi mendekati tingkat rekor, sementara angka ekonomi yang lemah di China telah meragukan prospek permintaan. Menguatnya dollar membuat harga emas menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya karena komoditas dihargai dalam greenback.
Oleh karena itu, Fusion Media tidak bertanggung jawab atas kerugian perdagangan yang mungkin timbul akibat penggunaan knowledge ini. Sementara, perdagangan minyak light candy yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) diliburkan kemarin menyusul perayaan Thanksgiving. Kala dua kekuatan ekonomi terbesar dunia saling hambat dalam perdagangan, maka rantai pasok world akan terpengaruh.
PT RIVAN
Selama beberapa minggu terakhir, sejumlah pembuat kebijakan di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) telah mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga September bisa di atas meja jika pasar tenaga kerja terus menunjukkan peningkatan dan inflasi bergerak lebih dekat ke tujuan yang ditargetkan dari 2 %. Pada hari Rabu, ditempatkan kemungkinan kenaikan suku bunga Desember di 37,eight%, naik dari sekitar 30% minggu lalu.
Saat pasokan membanjir, permintaan komoditas minyak malah diekspektasikan melambat. Saham Asia naik pada hari Kamis, dengan saham energi pimpin kenaikan setelah harga minyak mentah melesat naik pasca keputusan Presiden AS Donald Trump yang untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Sekadar informasi, financial institution sentral China pada akhir pekan lalu sepakat untuk memberikan stimulus ekonomi kepada sektor perbankan.
US Greenback menguat karena dua hal : perang tarif dan knowledge mengenai naiknya harga produsen yang dapat mengindikasikan peluang percepatan kenaikan suku bunga kembali 2x tahun ini. Harga perak untuk kontrak pengiriman Desember turun four,2 sen atau zero,24 persen, menjadi US$17,369 per ounce. Kedua patokan harga minyak tersebut berada di bawah tekanan harapan akan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) segera kembali meningkatkan produksi.
Persediaan minyak di beberapa negara juga mengalami kenaikan. Pasar secara keseluruhan tetap lemah, setelah minyak mentah turun lebih dari enam persen pada sesi sebelumnya, sementara pasar ekuitas dunia jatuh akibat kekhawatiran tentang prospek ekonomi. Index saham di IDX ditutup menguat mendekati stage 2% dan diitutup di angka 5807 sedikit diatas space konsolidasi 5800-nya.
Tiga indeks acuan utama Amerika bergerak di zona merah setelah sektor teknologi mengalami kejatuhan sebesar zero,9% karena tertekan penurunan saham Apple sebanyak 2,1% menyusul pemberitaan bahwa perusahaan ini akan memangkas separuh produksi smartphone iPhone X. Secara keseluruhan indeks Dow Jones tergelincir zero,67% sedangkan Nasdaq dan S&P 500 masing - masing sebesar 0,52% dan 0,67%.